BADUNG – Indeks Risiko Bencana Bali masih dalam kategori moderat. Penurunan Indeks Risiko Bencana Bali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir rata-rata 3,5%.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dr. I Made Rentin, saat menyampaikan pada Rapat Koordinasi Daerah Penanggulangan Bencana (Rakorda PB) Provinsi Bali Tahun 2024 di Hotel Plagoo Holiday, Nusa Dua, Rabu (3/5/2024).
Rakorda PB 2024 kali ini mengusung tema “Penguatan Resiliensi Bali Dwipa Jaya”. Dihadiri oleh berbagai unsur, baik dari Instansi vertikal di Provinsi Bali, lembaga/organisasi terkait, OPD di Pemerintah Provinsi Bali, BPBD kabupaten/kota se-Bali.
Menurut Dr. Made Rentin, tujuan Rakorda PB 2024 ini untuk memperkuat kolaborasi dan sinergitas, mengidentifikasi kendala, tantangan dan melakukan evaluasi pencapaian program penanggulangan bencana.
Kegiatan Rakorda PB Tahun 2024 ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya membangun kolaborasi secara multihelix dalam penanggulangan bencana.
“Seluruh stakeholder terkait agar merapatkan barisan untuk memperkuat institusi dan memperkuat kolaborasi sehingga penanggulangan bencana dapat dilakukan sebaik-baiknya, karena bencana menjadi urusan kita Bersama,” ujar Sekda Dewa Made Indra.
Ia juga mengpresiasi kerja-kerja penanggulangan bencana oleh seluruh pihak (multihelix). Sekda mengingatkan agar dilakukan percepatan-percepatan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). “Karena saat ini risiko bencana masih tumbuh lebih cepat dibandingkan kecepatan kita mengurangi risiko,” ujarnya.
Rakorda PB 2024 menjadi sarana koordinasi antara BPBD provinsi dan kabupaten/kota, serta mitra kerja terkait di Provinsi Bali, dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. (bs)