BULELENG – Komunitas penggemar budaya Jepang atau yang lumrah diplesetkan sebagai “Wibu” di Kota Singaraja gempar. Pasalnya, pada acara Cosplay Walk (Coswalk) Competition yang diselenggarakan oleh Komunitas Cosplay Encore Alastair, dimeriahkan oleh salah satu peserta unik yang mengangkat karakter Raja Buleleng menjadi konsep cosplay miliknya.
Penampilan tersebut sontak menjadi pusat perhatian. Sebab, biasanya pagelaran cosplay diisi dengan konsep yang mengambil referensi dari karakter fiksi yang ada pada komik atau film animasi Jepang (baca: manga dan anime).
Berlangsung di GOR Bhuana Patra pada Rabu (27/3/2024), Gede Teguh Rendra Sanjaya atau akrab disapa Deuh Rendra, membawakan mini lakon bersama beberapa rekannya yang berperan sebagai “panjak” atau bawahan raja. Aksi tersebut dibawakan dengan cukup apik oleh Deuh Rendra dengan balutan busana tradisional khas Raja Buleleng. Bahkan untuk menghidupkan suasana, Deuh Rendra sempat menghunuskan keris di hadapan ratusan penonton yang sontak disambut dengan riuh.
Ditemui seusai tampil, Deuh Rendra menjelaskan alasan mengangkat konsep ini karena sejalan perayaaan HUT ke-420 Kota Singaraja. Ia ingin melakukan pendekatan khusus pada tokoh sejarah yaitu Raja Buleleng. Dengan umur yang sudah mencapai 4 abad lebih, menurutnya, generasi muda Buleleng harus mengingat jasa tokoh sejarah sebagai pahlawan.
“Bicara mengenai Buleleng ini memang gudangnya sejarah di Bali. Jadi tetap merujuk pada JASMERAH,” jelasnya.
Selain alasan tersebut, Deuh Rendra juga menjelaskan jika pemilihan konsep yang mengedepankan sejarah ini, sebagai bentuk pengenalan juga kepada generasi muda. Walaupun cosplay itu biasanya identik dengan tokoh fiksi modern, namun dirinya tidak ragu untuk membawakan tokoh jadul/lawas.
Deuh Rendra menilai lebih memperlihatkan betapa kentalnya budaya Bali, utamanya dari kostum raja-raja terdahulu di Buleleng yang memiliki ciri khas membawa keris, menggunakan baju rompi khas, kamen saput serta tentunya didampingi oleh banyak ajudan di sekitarnya.
“Ya semoga dibalik cosplay lawas ini, generasi muda di Buleleng jadi lebih tahu, dan tertarik untuk lebih dalam mempelajari sejarah Buleleng,” harapnya. (bs)