Pemerataan Pendidikan Bagi Semua
- Esai Dr. Surayanah *)
SEBAGAI seorang generasi muda yang akan terjun dan berkiprah dalam dunia pendidikan, isu-isu terkini terkait pendidikan dunia dan kualitas pendidikan menjadi topik yang menarik untuk selalu diikuti dan dikaji. Pada tahun 2022 Indonesia menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan presidensi G20 yang didalamnya terdapat beberapa isu-isu pendidikan yang menjadi prioritas.
Salah satu topik isu yang menarik untuk diuraikan adalah isu terkait kualitas pendidikan untuk semua. Dalam topik ini hal yang menjadi sorotan adalah mengenai bagaimana kondisi pemerataan pendidikan bagi seluruh golongan tanpa diskriminasi.
Berkaca dari kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, masih banyak ditemukan ketimpangan dan ketidakmerataan akses pendidikan bagi beberapa golongan. Pendidikan bukan hanya milik mereka yang mampu, tapi pendidikan adalah hak mutlak yang bebas dimiliki oleh siapapun yang mau.
Pasca pandemi Covid-19 beberapa tahun yang lalu, hal ini tentu membawa pengaruh bagi kualitas pendidikan. Ada banyak hal yang harus dipulihkan untuk mendongkrak naik kembali kualitas pendidikan di Indonesia.
Presidensi G20 merupakan kebijakan global yang memiliki dampak yang luas terhadap banyak aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Di bawah ini, akan dibahas beberapa isu pendidikan yang menjadi fokus dalam Presidensi G20.
Pertama, adalah isu akses pendidikan. Salah satu tujuan Presidensi G20 adalah untuk memperkuat akses pendidikan bagi semua orang, terutama mereka yang kurang mampu. Hal ini penting karena akses pendidikan yang baik dapat meningkatkan kemampuan individu untuk mencapai kesejahteraan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
G20 telah mengeluarkan banyak inisiatif untuk meningkatkan akses pendidikan, seperti melalui program beasiswa dan bantuan keuangan kepada negara-negara berkembang.
Kedua, adalah isu kualitas pendidikan. G20 menyadari pentingnya kualitas pendidikan dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, G20 menekankan pentingnya kualitas pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.
G20 juga mengeluarkan inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru dan peningkatan infrastruktur pendidikan.
Ketiga, adalah isu inovasi pendidikan. G20 menyadari pentingnya inovasi dalam pendidikan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, G20 menekankan pentingnya inovasi dalam pendidikan dan memberikan dukungan kepada negara-negara dalam mengembangkan inovasi dalam pendidikan.
Keempat, adalah isu pendidikan teknologi. Teknologi semakin memainkan peran penting dalam pendidikan. G20 menyadari pentingnya teknologi dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan.
Oleh karena itu, G20 telah mengeluarkan inisiatif untuk meningkatkan akses teknologi pendidikan, seperti memberikan pelatihan teknologi kepada guru dan meningkatkan akses internet di daerah-daerah terpencil.
Kelima, adalah isu pendidikan inklusif. G20 menyadari pentingnya pendidikan inklusif untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan. G20 menekankan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan dan memberikan dukungan kepada negara-negara dalam meningkatkan inklusivitas pendidikan.
Keenam, adalah isu pendidikan multibahasa. G20 menyadari pentingnya pendidikan multibahasa untuk memastikan bahwa semua orang dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas dalam bahasa yang mereka pahami.
Oleh karena itu, G20 menekankan pentingnya pendidikan multibahasa dan memberikan dukungan kepada negara-negara dalam meningkatkan pendidikan multibahasa. Kesimpulannya, Presidensi G20 memiliki peran penting dalam memperkuat pendidikan global.
Pendidikan merupakan hak yang fundamental bagi setiap warga negara. Namun, di Indonesia, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam hal pemerataan dan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Untuk mencapai pemerataan dan kualitas pendidikan yang memadai, dibutuhkan upaya bersama dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan individu. Salah satu tantangan utama dalam mencapai pemerataan pendidikan adalah kesenjangan infrastruktur antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Di daerah pedesaan, sekolah seringkali memiliki fasilitas yang terbatas, seperti ketersediaan buku, ruang kelas yang sesuai, dan akses internet. Hal ini memengaruhi kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di daerah pedesaan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya dari pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memperbaiki fasilitas pendidikan di daerah pedesaan.
Selain itu, faktor sosial juga memengaruhi pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak keluarga yang tinggal di daerah pedesaan lebih memilih untuk membiarkan anak-anak mereka bekerja atau membantu di pertanian, daripada mengirim mereka ke sekolah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan atau karena kebutuhan ekonomi yang mendesak.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan memberikan insentif bagi keluarga yang mengirim anak-anak mereka ke sekolah. Selain pemerataan, kualitas pendidikan juga merupakan masalah yang signifikan di Indonesia.
Meskipun Indonesia telah mencapai angka partisipasi sekolah yang tinggi, kualitas pendidikan yang diberikan seringkali tidak memadai. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil ujian nasional dan kurangnya kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris dan matematika.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas guru dan kurikulum. Guru merupakan faktor kunci dalam mempengaruhi kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan pelatihan yang memadai bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan penggunaan teknologi dalam pengajaran. Selain itu, kurikulum juga perlu diperbarui untuk memastikan bahwa siswa memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang semakin kompleks.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam era digital, teknologi dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh, membuat pendidikan lebih terjangkau dan mudah diakses oleh semua orang, tanpa tergantung pada lokasi geografis atau status sosial.
Selain itu, teknologi dapat digunakan untuk membantu guru dalam mengajar, seperti dengan penggunaan video pembelajaran atau perangkat lunak edukasi. []
*) Penulis adalah Dosen Universitas Negeri Malang