DENPASAR – Memanfaatkan momen Hari Pahlawan Nasional, perempuan yang tergabung dalam Cipayung Plus Denpasar mengadakan Focus Group Discussion (FGD), Selasa (10/11/2020). Hadir dalam acara tersebut perwakilan perempuan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Denpasar, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Cabang Denpasar, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Imdonesia (PMKRI) Cabang Denpasar, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Denpasar.
Menurut Saidah Alfina Damayanti, selaku inisiator kegiatan, Hari Pahlawan Nasional kali ini menjadi ajang refleksi. Sekaligus untuk membangkItkan semangat gerakan perempuan. “Kontribusi Pemikiran Perempuan untuk Kemajuan Gerakan Cipayung Plus Denpasar menjadi tema diskusi kali ini,” jelasnya.
Selain itu ia juga menegaskan, bahwa keikutsertaan perempuan dalam dunia pergerakan merupakan sebuah keniscayaan. Ikut serta berkontribusi yang dibarengi dengan keikhlasan hati. “Kontribusi perempuan bisa berupa tenaga, pikiran, yang tentu juga dibarengi dengan keikhlasan hati. Serta upaya untuk terus mengupgrade diri demi terwujudnya kemajuan gerakan,” ujarnya.
Putu Asrinidevy, perwakilan KMHDI mengutarakan, posisi perempuan menghadapi banyak tantangan. Karena banyak sekali pelecehan, kemudian tekanan-tekanan bagi kaum perempuan yang masih sampai saat ini belum ditemukan solusinya.
“Kira-kira wanita ini untuk mendapatkan kehormatannya ini harus seperti apa sih dihargainya. Padahal kita sudah sepakat kesetaraan gender itu harus ditegakkan, tapi masih saja ada ketimpangan,” ujarnya. Ia berharap melalui diskusi kali ini perempuan Cipayung Plus Denpasar bisa tetap komunikasi secara intens.
Sementara perwakilan HMI, Imriatun Muchlisoh, menekankan pentingnya mencintai diri. Menurutnya, terkadang perempuan itu tidak sadar kalau dirinya juga harus dicintai sendiri. “Marilah kita menyadarkan diri sendiri untuk mencintai diri sendiri. Supaya bisa menggerakkan satu sama lain. Kalau kita nggak cinta diri sendiri ya kayak gimana kita bisa menggerakkan teman-teman kita,” tuturnya.
Sedangkan Filania Delima, perwakilan PMKRI, mengatakan, ada keresahan, yang banyak menunjukkan bahwa perempuan itu hanya dipandang sebelah mata. Padahal perempuan seharusnya setara dalam berbagai aspek kehidupan.
“Melalui forum seperti penting ini kita angkat topik-topik perempuan, dengan tujuan menyadarkan perempuan. Bahwa perempuan itu bukan hanya bisa bekerja di dapur, tetapi mereka bisa duduk di semua bidang. Baik itu sosial, politik, ekonomi maupun pendidikan,” ungkapnya.
Lesri Mauawang, yang mewakili GMKI merasa pembicaraan soal perempuan itu adalah satu topik yang kompleks dan endless, tidak akan pernah habis. Ia menyebut ada tiga pemikiran yang bisa dijadikan amunisi bagi perempuan-perempuan untuk menjalani kehidupan.
“Pertama, cobalah menjadi seorang yang selalu mencari tahu. Kedua, konsisten dan jangan takut salah dengan doktrin-doktrin yang ada saat ini. Ketiga, penting bagi seorang perempuan tetap belajar dan mencoba dengan teknologi,” jelasnya.
FGD berjalan dengan lancar dan peserta terlihat sangat antusias mengikutinya. Sebagai tindak lanjut, perempuan Cipayung Plus Denpasar membuat forum komunikasi dan akan melakukan diskusi-diskusi selanjutnya mengangkat isu perempuan. (bs)