DENPASAR – Endek sebagai salah satu tenun ikat Bali yang memiliki ragam corak dan sejarah yang keberadaannya telah berkembang pesat sejak tahun 1985. Pesatnya perkembangan kain tenun ikat khas Bali ini membuat Pemkot Denpasar terus melakukan upaya pelestarian hingga membawa tenun ikat endek ke kancah nasional dan internasional.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni menggaet insan muda dalam pemilihan Duta Endek Kota Denpasar sejak tahun 2012 silam. Pemkot Denpasar pun menjadi yang pertama dalam memasyarakatkan kain endek, hal ini terbukti dengan penggunaan kain endek di lingkungan Pegawai Pemkot Denpasar sejak tahun 2005. Selain itu, berbagai gelaran event juga turut dilaksanakan seperti fashion show, lomba busana endek, dan lain sebagainya.
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi Ketua Dekranasda Denpasar Ny. IA Selly Dharmawijaya Mantra, Kamis (1/10/2020) menjelaskan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, Pemerintah Kota Denpasar berhasil merubah mindset masyarakat terhadap kain tenun endek tersebut. Saat ini, kain tenun endek tidak hanya digunakan sebatas pada upacara-upacara keagamaan saja, melainkan sudah mulai digunakan dalam berbagai kesempatan seperti sebagai seragam kerja pegawai, seragam sekolah, maupun sebagai busana sehari-hari yang diminati kalangan pejabat negara, para artis nasional, hingga wisatawan mancanegara.
Lebih lanjut dikatakan, kain tenun endek adalah salah satu warisan budaya yang berwujud hasil karya manusia dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali saat ini mulai gencar mempromosikan keberadaan kerajinan kain tenun endek tersebut dengan berbagai upaya dilakukan Duta Endek Denpasar telah menjadi produk ekonomi kreatif unggul di Denpasar.
“Dari Denpasar berdampak bangkitnya perajin-perajin endek di daerah-daerah lain,” ujar Rai Mantra.
Dimana, Pemkot Denpasar melalui Disperindag Kota Denpasar yang menggandeng Dekranasda Kota Denpasar bersinergi untuk lebih gencar dalam pelestarian kain tenun endek ini agar masyarakat mau menggunakan endek sebagai fashion trend dalam sehari-hari dan merubah mindset masyarakat bahwa kain endek tidaklah kuno.
Terbukti sudah selama 8 tahun terselenggarakannya Pemilihan Duta Endek Kota Denpasar sampai Tahun 2019 ini peningkatan penjualan endek semakin melaju pesat dan penjualan pakaian endek pun ikut meningkat setiap tahunnya.
“Berperan sebagai Duta Endek Kota Denpasar tidak hanya menjadi trendsetter dalam berbusana tetapi dapat menjadi wirausaha muda di Kota Denpasar yang mampu menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi, produk ciptaannya seperti sabun cuci khusus endek, pakaian formal dan nonformal, tas, sepatu, dan lainnya,” jelasnya.
Keberhasilan Pemerintah Kota Denpasar dalam pelestarian kain tenun endek ini membawa angin yang segar bagi para desainer-desainer lokal bahkan mancan negara untuk merancang karya-karyanya dengan memilih kain tenun endek sebagai dasar rancangannya. Kali ini, kain endek produk unggulan Kota Denpasar berhasil menginjakkan kakinya di pasar fashion internasional. Kain asal Pulau Dewata ini baru saja digunakan oleh brand fesyen terkenal Christian Dior pada pagelaran pekan mode fesyen Paris Fashion, 29 September lalu.
“Pemerintah Kota Denpasar dan Duta Endek Kota Denpasar sangat berbangga hati mendengar kabar baik bahwa kain endek tersebut sudah dapat dikenal luas oleh masyarakat dunia. Dengan adanya kain tenun endek di Paris Fashion Week tersebut, terbukti dan terbayar sudah bahwa Pemerintah Kota Denpasar dan Duta Endek Kota Denpasar berhasil dalam pelestarian kain tenun endek tersebut,” ungkap Rai Mantra.
Sementara, Duta Endek Kota Denpasar, Lady Athalia, merasa sangat bangga karena endek (tenun ikat bali) bisa menunjukkan esksistensinya hingga tingkat internasional. Walaupun sudah beberapa kali tampil di ajang internasional, namun kali ini berbeda karena brand ternama dunia (DIOR), menggunakan endek sebagai bahan utama karyanya.
Hal senada disampaikan Duta Endek lainya, A.A.Ngurah Surya Dharma Prayoga. Ia mengaku sangat senang dan bangga ketika melihat di salah satu potingan Dior Official terdapat model yang mengenakan pakaian yang terbuat dari kain endek. “Begitu kuatnya daya tarik dari kain yang kita miliki ini, berkat keunikan corak warna dan cara pembuatannya serta para perajin yang tak pernah berhenti untuk melestarikan kain endek. Saya harap warisan seni dan budaya leluhur yang kita miliki ini dapat terus terjaga kelestariannya dan bagi para generasi muda sudah menjadi tugas kita untuk mempertahankan dan melestarikan kain endek, karena endek kita punya, kita pakai, kita bangga,” pungkasnya. (bs)