
DENPASAR – Setelah kesuksesannya dalam Program Akselerasi Pejuang Lingkungan Perempuan Akar Rumput pertama di Indonesia tahun lalu, Women’s Earth Alliance (WEA) sekarang membuka kembali programnya di tahun kedua bagi pemimpin perempuan di Indonesia yang aktif melindungi masyarakat dan ekosistem dari kerusakan lingkungan dan ancaman krisis iklim. Pendaftaran untuk program ini dibuka hingga 20 April 2020.
Tahun lalu, program ini telah menghasilkan 22 alumni yang bergabung dalam jaringan global WEA bersama dengan 5.000 perempuan di bidang teknologi lingkungan, bisnis, manajemen keuangan, dan advokasi. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para peserta untuk belajar dan bertukar ilmu dengan pemimpin perempuan lainnya di seluruh dunia.
Program akselerator ini berfokus pada pola pembelajaran campuran antara online dan offline (blended learning). WEA akan mengumpulkan sekelompok pemimpin perempuan tangguh di barisan terdepan, yang telah melindungi air, pangan, udara, hutan, lahan, situs suci, kehidupan adat, dan generasi masa depan. Dengan berinvestasi pada para pemimpin ini untuk meningkatkan dampak dari solusi mereka untuk perubahan, WEA menciptakan kondisi yang inklusif, aman, dan dunia yang terus berkembang, dimulai dari dalam ke luar.
“Kami akan mendukung berbagai kelompok pemimpin perempuan di berbagai negara untuk memperdalam strategi mereka untuk perubahan, membangun aliansi yang kuat diantara dan lintas gerakan mereka, serta meningkatkan solusi mereka untuk perlindungan lingkungan, kesehatan, dan keadilan,” kata Melinda Kramer, Pendiri WEA.
Irma Sitompul, Direktur Program Akselerasi WEA di Indonesia dan Pendiri For Good menjelaskan, “Selama 4 bulan, seluruh peserta terpilih akan mengikuti pelatihan online untuk membantu dalam meningkatkan dampak dari inisiatif mereka, diikuti dengan program pembelajaran langsung di Bali selama satu minggu. Kegiatan ini termasuk, pembentukan keahlian, pertukaran ilmu, pembinaan yang berfokus pada aksi oleh berbagai ahli dalam berbagai topik, seperti berpikir sistem, kerangka berpikir strategis, komunikasi, mobilisasi sumber daya, pembentukan koalisi, teknologi lingkungan, kepemimpinan, dan perawatan diri.”
“Setelah mengikuti program ini, saya merasa lebih kuat dalam memimpin tim saya. Saya lebih percaya diri dalam memperluas jaringan organisasi saya. Materi kerangka berpikir strategis yang diajarkan, membantu saya di dalam proses pengambilan keputusan saat situasi sulit,” ujar Tasya Karissa, Executive Director & Co-Founder Biorock Indonesia yang bergabung dalam program akselerasi di tahun 2019. Sebagai penghasil kelima terbesar gas rumah rumah kaca, Indonesia adalah ground zero untuk memulai inisiatif dalam melawan perubahan iklim. Perempuan Indonesia merupakan kelompok yang lebih dulu merasakan dampak dari gangguan iklim. Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus melangkah maju sebagai pemimpin dalam merancang solusi bagi isu-isu kritis, seperti lingkungan dan kerusakan ekosistem, polusi plastik, serta ketahanan pangan. (bs)