DENPASAR – Salah satu materi sangat menarik di Rakernas hari kedua, Kamis (20/2/2020) adalah Gerakan Pramuka Digital 2020 yang dipaparkan oleh PT. Digital Solusi Prima. “Bukan hanya karena materinya gres dan kekinian, tapi yang paling istimewa adalah materi ini sejalan dengan gebrakan yang sedang dibangun Kwarda Bali di awal kepengurusan baru 2019 – 2024, yaitu “Kwarda Bali Goes to 4.0.” yang salah satu isinya adalah pemutakhiran data anggota Pramuka,” kata Ka Kwarda Pramuka Bali, Made Rentin, di sela-sela mengikuti Rakernas Pramuka 2020 yang berlangsung di Cibubur, Jawa Barat.
Menurutnya, data base anggota Pramuka menjadi sebuah keniscayaan, karena potensi besar ada pada gerakan Pramuka yang bisa merambah di semua level dan semua jenjang. Gebrakan Kwarda Bali Goes to 4.0 itu berawal dari beberapa pertanyaan menggelitik, apakah Pramuka masih ada? Apakah ada data riil jumlah seluruh anggota Pramuka sesuai tingkatan, profil, maupun skill atau kemampuan yang dimiliki.
Rentin menjelaskan, sampai saat ini terdapat sekitar 25 juta anggota Pramuka, dan berpotensi menjadi 45 juta di tahun 2023, serta data pengurus 2 juta. Lalu pertanyaan pentingnya apakah anggota itu aktif, apakah pengurus itu aktif?
Sosok yang juga Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengatakan, pendataan secara digital diharapkan menjawab tuntas berbagai pertanyaan di atas. Beberapa agenda utama digitalisasi yang diuraikan secara rinci. Pertama, kata Rentin, mendata ulang dan menyiapkan identitas digital, yaitu memindahkan dan memastikan seluruh data siap digunakan secara digital, termasuk dengan tingkatan atau keahlian yang ada saat ini.
Kedua, menyiapkan konektivitas dan interaksi antaranggota, yaitu dari data yang ada secara machine learning akan melakukan profilling dan rekomendasi perkenalan dan aktivitas agar interaksi antarpengguna. Ketiga, menyiapkan transaksi dan monetisasi dengan ekosistem, yaitu jika sudah terjadi interaksi, akan disisipkan iklan non intrusive, disiapkan dompet digital, monetisasi ekosistem partner hingga loyalty yang ingin masuk.
Menurutnya, terdapat beberbagai keuntungan jika Pramuka bersinergi secara digital. Yakni Kredibilitas: profil profesional, pengakuan keahlian, dan pengakuan organisasi. Konektabilitas : jejaring profesional, jejaring sosial, jejaring peluang. Kemandirian: menerapkan jiwa Dasa Dharma Pramuka, tempat belajar keahlian secara digital, dan tempat berbagi.
“Kami Kwarda Bali patut berbangga bahwa program strategis ini (Pramuka digital) juga digerakkan oleh Kwarnas. Ini artinya semangat “go digital” akan menjadi gerakan bersama,” pungkas Rentin. (bs)